Kamis, 16 Juni 2011

Bahan Tugas makalah Ca Serviks

Karsinoma serviks, walaupun saat ini telah terjadi perbaikan bermakna dalam diagnosis dini dan terapi, masih merupakan salah satu penyebab tersering kematian terkait kanker pada perempuan, terutama di negara yang sedang berkembang.

Serviks harus berfungsi sebagai sawar terhadap masuknya udara dan mikroflora saluran vagina normal, tetapi juga memungkinkan keluarnya darah haid dan menahan tumbukan ringan selama hubungan kelamin dan trauma persalinan. Tidak mengherankan bahwa serviks sering menjadi sarang penyakit. Untungnya sebagian besar lesi serviks merupakan peradangan yang relatif banal (servisitis), tetapi serviks juga merupakan tempat salah satu kanker tersering pada perempuan: karsinoma sel gepeng.

Karsinoma serviks dahulu merupakan bentuk kanker tersering pada perempuan diseluruh dunia. Baru 50tahun lalu karsinoma ini memiliki posisi yg sama di amerika serikat, tetapi penerapan yang luas pemeriksaan penapisan papanicolaou (sitologik) terhadap perempuan secara drastis telah menurunkan insidensi tumor invasif menjadi sekitar 12:900 kasus baru pertahun dengan angka kematian sekitar 4400 (perkiraan 2001). Sebaliknya insidensi neoplasia intraepitel serviks (cervical intraepithelial neoplasia, CIN) meningkat ke tingkatnya yg sekarang sebesar 50.000 kasus per tahun.
Perlu ditekankan disini bahwa sebagian besar karsino sel gepeng serviks berasal dari kelainan epitel prekursor yang disebut sebagai CIN. Namun, tidak semua kasus CIN berkembang menjadi kanker invasif.

Epidemiologi dan patogenesis. Insidensi CIN memuncak pada usia sekitar 30 tahun, sedangkan untuk karsinoma invasif adalah sekitar 45 tahun. Jelaslah bahwa lesi prakanker memerlukan waktu bertahun-tahun, untuk berkembang menjadi karsinoma yang nyata. Penelitian epidemiologi di seluruh dunia menegaskan bahwa infeksi HVP adalah faktor penting dalam perkembangan kanker servikal (Bosch et al, 1995). Lebih dari 20 tipe HVP yang berbeda mempunyai hubungan dengan kanker servikal. Penelitian memperlihatkan bahwa perempuan dengan HVP-16, 18, dan 31 mempunyai angka Neoplasia Intraepitelial Servikal (CIN) yang lebih tinggi (CancerNet, 2001)

Faktor resiko penting terjadinya CIN dan karsinoma invasif adalah sebagai berikut:
1. Usia dini saat memulai berhubungan kelamin
2. Memiliki banyak pasangan seksual
3. Pasangan laki-laki memiliki riwayat banyak memiliki pasangan
4. Infeksi persisten oleh virus papiloma manusia "resiko tinggi"
Banyak faktor risiko lain dapat dikaitkan dengan keempat faktor di atas, termasuk peningkatan insidensi pada kelompok sosioekonomi lemah, jarangnya timbul pada perawan, dan keterkaitan dengan perempuan yang sering hamil. Faktor ini menunjukkan secara kuat kemungkinan penularan seksual suatu agen penyebab, dalam hal ini HPV (Human Papiloma Virus)

Meskipun banyak perempuan mengandung virus ini, hanya sebagian yang menderita kanker, yang mengisyaratkan bahwa faktor lain berpengaruh pada risiko kanker.
Di antara berbagai faktor risiko yang sudah dipastikan adalah merokok dan imunodefisiensi eksogen atau endogen. Sebagai contoh, insidensi karsinoma in situ meningkat sekitar lima kali lipat pada perempuan yang terinfeksi oleh virus imunodefisiensi manusia jika dibandingkan dengan kontro

Kanker servikal ini sebagian besar (90%) adalah karsinoma sel skuamosa dan sisanya (10%) adalah adenokarsinoma. tipe lain yang jarang adalah karsinoma sel adenoskuamosa, karsinoma sel terang, melanoma maligna, sarkoma, dan limfoma maligna

Karsinoma serviks tersering adalah karsinoma sel gepeng (75%), diikuti oleh adenokarsinoma dan karsinoma adenoskuamosa (20%) serta karsinoma neuroendokrin sel kecil (kurang dari 5%). Dengan pengecualian tumor neuroendokrin, yang perilakunya selalu agresif, karsinoma serviks dibagi menjadi derajat 1 hingga 3 berdasarkan diferensiasi sel dan stadium 1 hingga 4 berdasarkan penyebaran klinis.

Pada wanita lansia, suatu cairan yang berdarah biasanya dijumpai akibat karsinoma serviks. Dan pada tahap akhir dari penyakit ini, cairan tersebut berbau busuk.

Untuk mendeteksi ada tidaknya sel abnormal pada servik dapat di lakukan pemeriksaan dengan metode servikografi. Servikografi merupakan metode fotografik yang digunakan untuk merekam gambar servik. Uji ini dapat dilakukan bersama dengan pulasan Ppap, kolposkopi, dan atau pemeriksaan ginekologik rutin. Pemeriksaan pulasan Pap mendeteksi adanya perubahan selular; sedangkan servigram merupakan alat yang lebih sensitif untuk mendeteksi adanya kanker servikal. Uji ini dapat mengidentifikasi beberapa lesi kanker yang tidak terjangkau dengan pulasan Pap.

Masalah Klinis
Temuan Abnormal: Kanker serviks, kanker serviks invasif.

Prosedur
- Makanan dan cairan tidak dibatasi.
- Klien diletakkan pada posisi litotomi.
- Asam asetat (5%) diusapkan pada area servikal.
- Patograf serviks dilakukan
- Yodium cair diusapkan pada serviks; kemudian difoto.
- Pulasan endoserviks dan dioleskan pada kaca objek

Faktor yang memperngaruhi hasil Diagnostik
Mukus serviks yang tidak dibersihkan dari serviks sebelum pengolesan asam asetat dan fotografi.

Daftar Pustaka:
-Kumar cotran, robbins. 2007. Robbins basic pathology. Jakarta: Kedokteran EGC
-Lefever Kee, Joyce. 2008. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik. Jakarta: Kedokteran EGC
-McCarty wilson, Lorraine. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: Kedokteran EGC
- Gibson, John. 1992. Diagnosa Gejala Penyakit. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica

Dan ini belum selesai, hanya sebagian ¬_¬"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar