Selasa, 07 Juli 2015

Kerancuan dalam Penulisan إن شاء الله

InsyaAllah atau inshaAllah?
Syin atau Shad?
Sebenarnya berasal dari kata إن شاء الله
Menggunakan Syin ya teman..
Banyak yg menulis di artikel/blog pribadi menuliskan InshaAllah, mengutip dari berbagai sumber luar negeri..
Di luar negeri pengucapan kata berbeda dengan indonesia, jangan disamakan ya..
Misal: عائشة dibaca Aisyah di Indonesia. But you could find aishah except Indonesia.
Para ahli tata bahasa Indonesia pasti ada alasan mengapa huruf tersebut dituliskan (syin) bukan (shin)
Salah satu nya karena kita beda lidah.
Kita menyebut inggris, but people pronounced england
Selain itu huruf ث yang dibaca (tsa), akan di tulis (tha') di luar negeri, apakah kita akan mengikuti tulisan luar negeri? Dan membaca ث sebagai (tha') ?
Jika ingin menulis ala luar negeri, lakukan hal yang sama terhadap semua hurufnya dan baca menurut mereka juga.. karena lafal mereka akan pasti sama dg kita walau tulisannya beda..
Misal (I am) = (ai em) atau (ashame) = (asyeim)
Ini bukan salah atau benar dalam penulisan, but how you pronounced it..
Allahu'alam.

Jumat, 26 Juni 2015

Hati-hati dengan penipuan diskon di depstore M*T*HARI

Ini kejadian udah sering aku alami kalo belanja di depstore M*t*hari, jika kalian belanja seharga 150rb.. bakal dapet voucer 50rb.. khusus barang bertanda biru dan hanya diperbolehkan memilih salah satu, beli pake voucher atau potongan diskon yg tertera, ga boleh dua2nya..

nah disini trik penjual nya..

khusus brang bertanda biru ud ada diskon awal bahkan sampe 70% dimana dengan diskon 70% potongan harga melebihi voucher 50rb, misal 66rb.. ya kita di arahkan sma kasir untuk ambil diskon aja.. terus voucher nya ga berlaku karena dikit potongannya. .
ada juga yg bertanda biru diskon 20% dengan harga 200rb bearti potongan nya 40rb.. sisa 160rb.. ini kita di arahkan untuk ambil voucher, karena lebih banyak potongannya pake voucher sisa 150rb.. jadi intinya itu voucher bukan 50rb tapi 10rb.. begitu..
ada juga yg bertanda biru non diskon.. tapi harga pokok udah dinaikin 50rb.. jadi voucher nya ya sama aja.. soalnya aku sering ngecek harga.. yg seharusnya tu celana 150rb pas hari senin, karena ada tanda biru kok malah jadi 200rb pas hari minggu..
info aja kalo tiap hari libur kayak jumat sabtu minggu dan tanggal merah, tuu label harga udah di ganti..  alias dinaikin tapi dikasi diskon ini itu..
ya intinya harga nya segitu2 ajalah walaupun sudah ada diskon..
kalo mau barang yg bener2 diskon di m*t*hari itu bisa belanja hari kerja pada pagi/siang.. cari diskon yg 70% atau 75%..
biasa itu barangnya asli murah namun ada cacatnya dikit alias stock lama yg ga laku atau cacat.. pandai-pandai kita aja milah milihnya..
Apalagi kalo musim lebaran, natal dsb
Harganya naik bisa sampe 20-30%
Misal hari normal/hari kerja senin-kamis non libur non ramadhan non lebaran..
harga Rp. 249.900 potong diskon 40% sisa 150rebu..
Pas weekend liburan tanggal merah dsb
Harga nya tetap 249.900 namun ganti diskon 30% atau 20%
Haa kalo pas mau natalan, lebaran hari raya muslim, imlek, jelang ramadhan dsb
Harga tu barang berubah jadi Rp. 409.900
Dengan diskon special ramadhan/imlek/natal 50%
Jadi sisa 200rebu..
Disini kita bisa liat kenaikan barang pas jelang hari besar mencapai 30% dari harga pokok..
Banyak orang tidak menyadarinya.. jadi pandai-pandai lah anda untuk berbelanja..
Buat anda yang suka berhemat dan tidak mengerti hitungan diskon sebaiknya anda jauhi tempat seperti ini..
Belanja lah di tempat yang pasti-pasti aja.. ga turun naikin harga semaunya..
Karena segala sesuatu yg berbentuk penipuan dari awal akan berakhir dengan buruk.. hehehe
Belanja barang online juga ga jelek-jelek amit kok..
Asal anda pandai memilih tempat untuk berbelanja..
Pastikan amda belanja online hanya di situs-situs terpecaya seperti L*azada, Tok*pedia, BukaLapak.com
Sejauh ini saya belanja di ketiga situs tersebut belum pernah barang ga nyampe ke rumah..
Walau kadang kalo ga pandai milih dapetnya barang kualitas jelek,
Saya lebih mau return barang dengan ongkos kirim tanggung masing2. Walau harga barang hanya 50rb.. saya tetep mau minta balikin uang 50rb..
Ini supaya dilakukan agar penjual di toko online jera untuk mengirim barang dengan kualitas jelek tapi di deskripsi toko kualitas bagus alias ga jujur!
Dia udah rugi uang buat kirim.. saya ga apa rugi uang buat return, yg penting kedepan kalo orang beli di toko yg sama ga bakal kecewa kayak saya..
Karena di situs toko online tersebut memiliki rating tersendiri untuk setiap penjual..
Jadi anda hanya harus melihat rating toko dan ulasan pembeli yang sudah pernah belanja disana..
Saya lebih senang dengan toko online yg mendeskripsikan barang sesuai dg yg dikirim.. karena saya akan memberikan rating tinggi dan ulasan yang bagus walaupun kondisi barang kualitas kurang bagus, karena sudah dijelaskan di deskripsi barang tersebut sesuai dengan kondisi asli..
Itu adalah ketentuan Akad jual beli..
Jujur dan suka sama suka..
Sesuatu menyimpang dari hal tersebut maka itu disebut riba.. dan hukum riba berlaku terhadap kedua pelaku, penjual maupun pembeli.. terkecuali yang ditipu tidak mengetahui.. karena tidak mengetahui dengan tidak ingin mengetahui adalah hal yang berbeda..
Selamat berbelanja :)

Minggu, 21 Juni 2015

Banyak hal yang ku pikirkan, membuatku pening sampai ke tulang.
Aku ingin meneriakkan kepadanya, betapa aku membutuhkannya, betapa aku merindukannya.
Dia hanya bersikap acuh, dingin dan tak terjangkau.
Betapa dia mengutamakan hal lain selain aku. Membuat ku kesal setengah mati.
Tidak peduli aku sedang kesakitan, menderita atau apapun itu.
Dia bahkan tidak peduli lagi.
Mungkin baginya dengan berkirim pesan atau bbm cukup untuk ku. Oh Tuhan, apa yang dipikirkannya. Bahkan seorang yang tidak ku kenal pun bisa melakukan hal yang seperti itu. Seminggu tanpa bertatap muka membuat ku sangat menderita. Haruskah aku yang terus meminta untuk bertemu, mengemis dengan menyedihkan. Hanya membuat ku terlihat layaknya seorang yang tidak dicintai. Dari awal sudah menjadi prinsip bahwa cinta akan mengecewakan, kenapa harus berpegang teguh pada hal-hal romantis? Apabila ada yang lebih praktis. Hidup dengan hal yang romantis hanya akan mengecewakanmu bila semua tidak sesuai harapan awalmu. Seikat bunga dan pujian tidak akan membuatmu kenyang.
Kau hanya akan kecewa karena percaya akan hal romantis. Sudah berkali-kali aku mengingatkan diri sendiri untuk tidak berharap lebih pada sebuah hubungan.
Dia akan lebih mementingkan futsal daripada menghabiskan waktu bersamamu. Dia akan menuntut ini itu darimu, dan marah bila kau mengecewakan keinganannya. Namun pernahkah kau berpikir bahwa kau juga berhak marah apabila harapanmu tidak sesuai. Dia tidak ada disaat kau memerlukannya. Disaat kau sedang rapuh, bahkan dia setiap hari dapat membuatmu menangis. Kau menangis karena percaya dengan hal romantis.
Mulai lah berpegang teguh kembali pada hal yang bersifat praktis seperti dulu. Bahwa kau hanya memerlukan seorang pendamping hidup, menemani kau pergi ke acara-acara, memiliki beberapa anak sebagai penerus. Tidak akan ada cinta, hanya akan ada rasa saling menghargai dan menghormati sebagai pasangan suami istri. Kau tidak akan pernah terluka begitu pula sebaliknya.

Sabtu, 20 Juni 2015

Selembar rindu untuk kekasih

Ku pikir, ku pikir dia akan bahagia saat aku datang.
Tiga hari tiga malam yang lalu sudah menjadi hari yang suram tanpa dirinya. Walau kasih sayang ibu bisa menggantikan kegelisahan, namun tetap saja rindu itu selalu terbayang.
Bukan bahagia senang sumringah yang ku harapkan muncul di wajahnya.
Layaknya aku yang selalu menyambutnya dengan kebahagiaan, namun..
Tatapan bingung dan seolah tidak menginginkan kehadiran ku, hanya itu.
Tidak ada pesan, hanya dibaca lalu diacuhkan. Oh apakah ini? Sebuah perpisahan? Bukan perpisahan yang ku takutkan, namun hal lain. Hal lain yang lebih penting dari perpisahan. Hilangnya cinta. Oh akan kah terjadi kembali.
Seharusnya aku sadar, semuanya perlahan berubah. Setiap orang memang berhak berubah, namun apakah, apakah secepat ini.
Berpuluh kali aku mengingatkan diri untuk yakin bahwa bisa menjalani hari-hari tanpa dirinya, bahwa sebelumnya aku juga bisa berbahagia. Lalu mengapa sekarang terasa sulit sekali. Hanya membayangkan hari-hari tanpa dirinya membuat tulang-tulang ku rapuh, sendi-sendi nyeri, dan bahkan ada yang lebih dari semua itu, organ sebelah dada kiri terasa sesak dan berhenti berdetak.

Rabu, 18 Maret 2015

Homesick

Oh. Aku aku begitu merindukan rumah. Aku kembali bu, anakmu kembali. Berlibur seperti ini sangat jarang ku lakukan. Kekhawatiran ku terhadap ibu ku membuat aku pulang ke rumah, rumah kecil ku. Kembali ke rumah merupakan sesuatu yang mengembalikan ku ke masa lalu. Mengingatkan ku akan semuanya, menegurku. Semua terasa berbeda, di kota orang aku merasa menjadi orang lain, menjadi pribadi yang lain. Terasa arogan, menyombongkan diri. Tapi tidak, tidak untuk kembali, semua terasa berbalik. Kembali merupakan pilihan yang benar, kembali ke rumah membuat aku tersadar akan status ku. Derajat ku. Dunia ku. Kehidupan ku. Keluarga ku. Semuanya. Semuanya berbeda. Aku kembali menjadi gadis dari sebuah keluarga miskin, meski aku dengan bersusah payah bekerja untuk membuat ibu ku mendapatkan apa yang layak untuknya, tetap saja, itu belum cukup. Aku merasa bertanggung jawab untuk mengembalikan masa mudanya yang penuh perjuangan, penuh kesedihan, penuh penderitaan. Aku selalu memikirkan, bagaimana caranya agar keluarga ku bisa hidup layak, seperti orang-orang. Agar anak-anak mereka mendapatkan gizi yang layak, kebutuhan dan perkembangan yang layak. Pikiran bahwa anak-anak mereka akan tumbuh menjadi anak yang minder, itu sangat-sangat menggangguku. Aku tidak ingin mereka merasakan hal yang sama seperti ku dulu, minder. Satu hal yang membuat aku percaya diri hanyalah kepintaran yang ku punya, selebihnya aku selalu mengingatkan diri untuk sadar bahwa aku bukan anak orang kaya.

Sabtu, 14 Maret 2015

Dahulu

Aku pernah sekurus itu, perut rata. Sewaktu dunia ku masih berbeda, hanya dibekalkan uang seribu rupiah ke sekolah yang hanya cukup membeli segelas es dan sebungkus roti. Pagi-pagi aku akan sarapan sekenyang-kenyangnya. Ibu ku tidak pernah membawakan ku bekal, karena akan mengurangi jatah makan siang ku. Aku kelaparan di sekolah, sebungkus roti hanya cukup menahan saat istirahat pertama, istirahat yang kedua aku akan kelaparan, belajar sungguh menguras otak dan menghabiskan begitu banyak energi. Begitu pulang ke rumah aku akan mengejar nasi, dengan lauk seadanya. Itu cukup.

Beda

Dia memegang rokoknya dengan canggung, hal yang tidak biasa dengan benda itu. Asapnya keluar malu-malu, habis bukan dihisap. Terdengar suara batuk dari mulutnya, ini asing, ini berbeda, bukan dirinya. Sikapnya berbeda, semua ditunjukkan seolah semua baik-baik saja. Semua tidak baik-baik saja, gerak tubuhnya yang mengatakannya. Setiap hari melihat puntung rokok yang bertebaran di kamar mandi, dalam asbak-asbak, aku terbiasa. Hanya ini, sedikit berbeda, ini seolah bukan duniaku lagi. Aku merasa risih dengan perilaku itu, mulai tidak menyukai dan terganggu. Dia sahabatku, merasa susah senang ingin dibagi, tapi tidak dengan begini.